Jumat, 31 Desember 2010

JUNLAY (jujun yang alay)

Jujun yang alay alay gimana gitcu yah hahaha...
Aku alay kan garagara emakku jugak alay beuds -_- fufu nular ke anaknya. Untung aja jujun masih bisa dibilang normal dan sangat terobsesi sama BH lasernya jupe (y)
jujun ngefans sekali sama jupe karena jupe mau bela timnas dengan BH yang menurut jujun lebih bisa mengena kesasaran (jedar) hahaha. Dari pada beli laser yang bikin pegel tangan yang megang buat nyentrongin ke arah timnas. Mending pake BH laser aja kita cuman tinggal berdiri atau kalo capek ya duduk. Dan kalo belum kena sasaran kita hanya geser kanan geser kiri hahahaha....... Kok malah ngomongin BH jupe yah :p oke kita balas malaysia di seagames fufu pake BH jupe yang super canggih tapi itu pilihan yang kedua kalo kalo timnas hampir kalah :)) tapi kealayan jujun membawa berkah.Contoh : pernah itu pas ulangan jujun kan gak bisa ngerjain soalnya. Yaudah jujun diem aja domble sambil mainin mulut. Mau tanyak kanan kiri pada bilang gaktau jawabannya (tapi menurutku mereka tau tapi gakmau ngasih tau. Haha). Pas waktunya udah mepet benjet kurang 15 menit. Akhirnya dapet ilham deh pas itu aku liat pintu kelas 5 kebuka aku liat ada pak pras lagi makan mie dan lagi ngomong sama guru. Nah aku itung berapa suap.Eh ternyata ada 3 yaudah aku jawab c. Nah ada anak kecil anaknya bu yati mainin anak kucing ada 4 yaudah nomer 2 itu aku jawab d. Nah sekarang waktunya dapet ilham dikelas. Pas itu aku itungin berapa kapur tulis yg jatoh. Yang jatoh cuman 1 yaudah aku jawab a. Nah kebetulan ada kodok lewat depan pintu. Aku itung dah berapa lompatan. Udah berenti dia di lompatan kesepuluh jadi jawabannya b. Jujun makin waswas waktunya kurang 10 menit. Eh temen sebelah jujun udah ngoab ngoab ngantok. Kayaknya anaknya udah selesai deh. Karna jawabanya ditaruh dikanan sebelah dia tidur kepalanya ndlosor. Kan jadi gak bisa liat noh jawaban. Pengen berdiri dan ngelirik dikit dikit takut ketahuan guru (harus diakui aku pas sd pendek -_-) jadi gak bisa ndingkik liat jawban. Ah dibelakang ada tepak temenku yang ada kacanya. Tanpa tedeng aling aling ya aku pinjem. Karna jujun pintar ya pas itu aku pura" maen tepak sambil ndlosor ndeketin temen sebelahku dan TARAAAAA jawbanya aku foto. Nah dalam waktu 5 menit udah selesai noh ulangan. Dan hasialnya sih gak mengecewakan juga "82" lumayanlah hahaha...
Dan pas bel istirahat masi ujan. Tiba tiba ngeliat Kodok yang aku liat tadi penyelamat ulanganku :* lagi lompal lompat tapi karna (kayaknya) lantainya licin kodoknya gak maju maju. Padahal sekolahku gakpake tekel loh -_-. Yaudah aku ambil deh itu kodok tak taruh di pot taneman yang bisa buat berteduh. Pas bel pulang udah gak hujan tapi rintik rintik. Ndoaladalah pot sing tadi ada kodoknya kebek banyu pas tak ogrok ogrok gak ada kodoknya #nyesek atiku kodoke gak onok. Yaudah tak tinggal pulang aja sambil pas jalan berdoa "semoga sang pemberi ilham (kodok) diterima disisinya.

Rabu, 29 Desember 2010

2011 wish

Hmm aku berharap di tahun depan aku tambah pintar dan itu memang harus! Dan aku berdoa kepada semuanya supaya semua anak yang tahun depan unas aku doakan lulus semuanya. Dan aku harus berusaha mendapatkan hasil danem unas yang bagus karena hasil selama 3 tahun di smp 19 gak sia sia. Aku yakin tahun depan aku dapen nilai yang memuaskan karena doa orang tua selalu menyertaiku :) dan semoga di sea games tahun 2011 indonesia menjadi juara. Di AFF kita menang tetapi kita tak juara. Timnas sudah menunjukan peforma yang bagus dan aku yakin di tahun 2011 kita juara (y). Seorang pemenang mengalami kegagalan di awal dan menjadi pemenang sesungguhnya di akhir. Dan aku bangga dengan suporter indonesia yang sportif. Buat malaysia janganlah membuat membuat bangsa indonesia marah karna sesungguhnya kita bersaudara. Kemarin aku juga menemukan orang malaysia yang menghargai budaya indonesia tanpa mengakui itu budaya mereka. Mereka juga suka melihat sinetron loh :p dan juga band band indonesia. Oke aku akan berusah wujudin keinginanku tahun depan dan timnas juga akan berusaha untuk tahun depan. Semoga SAYA YUNITA EKA PRATIWI AKAN LULUS UNAS DENGAN NILAS MEMUASKAN. Amin yaALLAH :)

Minggu, 26 Desember 2010

Hikmah Kehidupan (Abdullah bin Amr bin Ash)

Kenapa Sesama Muslim Saling Membunuh?

Dalam Perang Shiffin, Abdullah terpaksa mengikuti kemauan ayahnya, namun ia berjanji tidak akan membunuh sesama muslim. Niatnya cuma satu: ingin mati syahid.Suatu ketika Nabi Muhammad bertanya kepada sahabat Abdullah bin Amr bin Ash, “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan tidak pernah berbuka?”“Benar,” jawabnya.“Cukuplah berpuasa tiga hari dalam sebulan,” kata Nabi.Sebagai orang muda yang penuh vitalitas, Abdullah menanggapinya itu dengan nada bangga. “Aku sanggup melakukan lebih banyak dari itu,” katanya.Nabi memahami sikap orang muda ini, namun beliau memberikan saran yang lebih ringan lagi. “Kalau begitu, kamu cukup berpuasa dua hari dalam seminggu.”Namun lagi-lagi Abdullah berkata, “Aku sanggup lebih banyak lagi.”“Jika demikian, lakukanlah puasa yang lebih utama, yaitu puasa Nabi Daud: Puasa sehari, lalu berbuka sehari.”Setelah berdiam sejenak, Nabi melanjutkan dengan pertanyaan, “Benarkah kamu membaca Al-Quran sepanjang malam sampai tidak tidur?”“Benar,” jawab Abdullah.“Perbuatanmu itu baik sekali. Tetapi aku khawatir kamu akan jenuh membaca Al-Quran, terutama bila kamu telah tua nanti.”Selanjutnya Nabi menyarankan, “Sebaiknya kamu membaca Al-Quran sampai khatam selama satu bulan. Kalau kamu bisa lebih cepat, khatam dalam sepuluh hari. Dan kalau bisa lebih cepat lagi, khatam dalam tiga hari.”Abdullah diam terpekur. Ia berusaha memahami saran-saran tersebut.Kemudian Nabi mencontohkan dirinya sendiri.” Aku puasa dan berbuka. Aku shalat dan tidur. Aku menikahi perempuan. Ketahuilah, tubuhmu juga punya hak untuk istirahat. Maka siapa yang tidak suka sunnahku, tidak akan termasuk dalam golongan umatku.”Abdullah diberi usia panjang oleh Allah. Ia masih segar bugar ketika Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah keempat, dan ia ikut terlibat dalam Perang Shiffin. Sebuah tragedi perang saudara antar-umat Islam yang melibatkan Khalifah Ali dengan pembangkang Muawiyah.Perang ini memberi kenangan yang buruk bagi Abdullah. Ia menyesali keterlibatannya dalam perang tersebut.Keterlibatan Abdullah dalam Perang Shiffin adalah karena ajakan ayahnya, Amr bin Ash. Amr, yang dekat dengan Muawiyah, memang berambisi ingin menduduki jabatan gubernur di Mesir. Sementara anaknya, Abdullah, dikenal seluruh kaum muslimin di Kufah sebagai orang yang sangat shalih beribadah. Maka, apabila diketahui kaum muslimin yang membela khalifah bahwa Abdullah berada di pihak Muawiyah, diharap dapat mengurangi kekuatan di kubu khalifah.“Hai Abdullah, bersiaplah untuk maju perang,” kata Amr bin Ash kepada anaknya. “Kamu berada di pihak kami (Muawiyah).”Tetapi rupanya Abdullah tidak terlalu antusias mengikuti ajakan ayahnya. “Bagaimana mungkin aku dapat berperang. Rasul telah mengamanahkan kepadaku untuk tidak menggunakan senjata terhadap kaum muslimin.”“Perang ini bukan untuk membunuh sesama kaum muslimin,” kata ayahnya, berusaha meyakinkan anaknya. “Melainkan untuk menangkap dan membalas para pembunuh Khalifah Usman.”Ketika Abdullah tetap tidak mau mengikuti ajakan itu, Amr menggunakan kesempatan itu untuk mengingatkan pertemuan mereka di hadapan Rasul beberapa tahun lalu.” Ingatkah kamu bahwa kamu akan menaati perintah bapakmu?”Abdullah terpaksa mengikuti kemauan ayahnya, namun ia berjanji tidak akan membunuh sesama muslim. Niatnya cuma satu: ingin mati syahid. Maka ia berusaha untuk selalu berada di garis depan.Tetapi Allah masih memeliharanya, ketika perang berakhir ia masih segar bugar. Ia terpaksa meninggalkan peperangan karena kecewa berat oleh sebuah peristiwa yang sangat menyinggung perasaannya.Peristiwa itu adalah meninggalnya Ammar bin Yasir, seorang komandan pasukan Khalifah Ali yang umurnya sudah sangat tua, 90 tahun. Ia mati syahid sebagai sasaran tombak orang dari Bani Silsik yang berpihak kepada Muawiyah. Ketika badan Ammar terkulai, muncul seorang lagi yang menebaskan pedangnya ke leher Ammar hingga ia tewas seketika sebagai syuhada. Konon kedua orang itu terkenal sebagai orang kaya yang sangat dendam kepada Ammar karena Ammar selalu mengingatkan bahwa di dalam harta orang-orang kaya terdapat hak orang miskin yang harus dibayarkan.Begitu mendengar kabar bahwa Ammar gugur, Abdullah mengingatkan orang-orang Muawiyah terhadap nubuat atau peringatan Nabi beberapa tahun sebelumnya bahwa orang yang membunuh Ammar termasuk golongan orang durhaka dan pasti masuk neraka.Mendengar ucapan Abdullah itu Muawiyah kontan marah besar. “Mengapa kamu biarkan anakmu yang gila itu berbicara seperti itu,” kata Muawiyah kepada Amr bin Ash. Sedang kepada Abdullah ia ingin tahu, “Mengapa kamu turut berperang di pihak kami?”“Kalau aku di sini bersamamu,” jawab Abdullah, “itu karena aku menuruti perintah Rasul agar aku taat kepada bapakku, tapi bukan untuk berperang.”

Kemudian, sambil menghadapkan muka kepada ayahnya, Abdullah berkata, “Seandainya Rasul tidak menyuruhku taat kepadamu, aku tak ‘kan ikut bersamamu.”Ternyata kematian Ammar bin Yasir itu menjadi bahan pembicaraan di kalangan tentara Muawiyah yang apabila dibiarkan akan membahayakan Muawiyah sendiri. Oleh karena itu bersama Amr bin Ash ditiupkan cerita yang diputarbalikkan.“Benar bahwa kematian Ammar karena perbuatan orang durhaka. Tetapi siapakah orang yang durhaka itu? Ia adalah orang yang mengajak Ammar untuk berperang,” kata Muawiyah kepada pasukannya. Maksud kata-kata itu adalah Khalifah Ali sendiri. Dalam suasana kacau balau, logika semacam itu dapat dengan mudah diterima akal, sehingga tidak timbul pertanyaan macam-macam dan pertempuran dapat berjalan lagi.Namun, logika ayahnya dan Muawiyah itu tidak dapat diterima Abdullah. Ia kemudian memilih mundur dari peperangan dan kembali ke masjid. Ia menyesali nasibnya yang malang sehingga dapat terlibat dalam Perang Shiffin. “Apa yang telah aku perbuat dalam perang itu?” pikirnya dalam hati. “Kenapa sesama orang Islam saling membunuh?”Dia kemudian banyak merenung dan mawas diri sambil melaksanakan ibadah-ibadah seperti sebelumnya.Abdullah meninggal dunia dalam usia 72 tahun di sebuah mushalla ketika sedang bermunajat. Senyum yang tersunggig di bibirnya menunjukkan bahwa jiwanya tenang ketika menghadapi sakaratul maut.

Hikmah Kehidupan (Sa’ad bin Abi Waqqash)

Ketika sedang berkumpul dengan para sahabat, Rasulullah SAW berkata, “Seorang penghuni surga akan muncul.” Siapakah dia?

Sepeninggal Rasulullah SAW, tongkat kepemimpinan dilanjutkan oleh para sahabat. Mulai dari Abu Bakar, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib. Itu merupakan zaman keemasan Islam. Dan periode kekhalifahan Umar merupakan masa yang paling gemilang dalam risalah dakwah Islam, karena penyebaran Islam hampir keseluruh penjuru dunia.

Adalah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan terjadinya pertukaran duta antara Arab dan Cina. Utusan yang dikirim adalah Tsabit bin Qays dan sahabat Sa’ad bin Abi Waqas. Peristiwa ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan utusan kasiar Cina ke Madinah berberapa tahun sebelumnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 651 M.

Pada tahun 684 M, tiga puluh tiga tahun setelah kedatangan Sa’ad, berdirilah masjid di ibu kota Chang’an (Xi’an), yang diberi nama Huejuexiang. Peresmian berdirinya masjid ini dilakukan dengan upacara kebesaran Cina.

Jauh sebelum itu, Nabi Muhammad SAW pernah mengutus sahabat Abdul Wahab bin Abi Kabsyah untuk melakukan dakwah di Cina. Di Kanton (Guangdong), dia menyebarkan Islam sampai akhir hayatnya.

Penduduk muslim yang tinggal di Xinjiang, di setiap bulan Juni dan Juli selalu mengunjungi makam Tsabit bin Qays di Lembah Xingxing, Hami, sekitar 600 km sebelah timur Urumqi, ibu kota Xinjiang, yang dikenal di antara penduduk muslim di sana sebagai “teman Nabi Muhammad”. Makam itu panjangnya 220 cm, lebar 152 cm, dan tinggi 150 cm. dibuat dari batu marmer dan ditutup dengan kayu yang diukir dengan gaya campuran arsitektur Arab dan Cina.

Tsabit bin Qays diyakini wafat pada tahun 655 M, ketika tengah menempuh “Jalur Sutra” arah ke barat. Oleh para pengikutnya, dia dimakamkan di Lembah Xingxing, sebelah timur Hami. Sampai kini, makam itu masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu masuknya risalah dakwah Islam di Cina.

Banyak orang percaya, kunjungan sahabat Sa’ad dan Tsabit merupakan kontak resmi pertama Islam merupakan kontak resmi pertama Islam dengan Cina. Di Kanton, Sa’ad mendirikan sebuah masjid pertama dan dipercaya sebagai bentuk legalitas hubungan kedua kebudayaan.

Seiring perjalanan waktu, hubungan itu diformalkan dengan pertukaran duta besar dan melakukan misi perdagangan. Kedua negera saling mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut.

Ketika telah mencapai umur 80 tahun, Sa’ad bersiap-siap menghadap Allah. “Kepalanya berada di pangkuanku ketika ia tengah sekarat. Aku menangis terisak-isak,” tutur Al-Aqiq, anaknya.

“Apa yang kau tangisi, anakku. Allah tidak akan pernah menyakitiku, aku termasuk penghuni surga,” katanya lirih sambil memandang ke sebuah sudut. Di sana terdapat sebuah peti tua.

Masalah penghuni surga itu, Rasulullah telah memberitahukan kepada para sahabat jauh-jauh hari sebelumnya.

Pada suatu hari ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke ufuk dan berkata, “Seorang penghuni surga akan muncul.”

Ketika para sahabat mencari di sekeliling siapa yang dimaksud Nabi, tiba-tiba Sa’ad muncul.

Kepada Abdullah bin Amr, yang menanyakan “rahasia” sehingga mendapat jaminan surga. Sa’ad mengatakan, “Ibadah yang aku kerjakan juga dikerjakan yang lain, kecuali aku tidak pernah menaruh dendam atau berniat jahat terhadap kaum muslimin.”

“Bukalah peti tua itu,” pintanya. Ternyata di dalamnya tersimpan sebuah jubah tua.

“Dengan jubah itulah aku bertempur menghadapi orang musyrik di Perang Badr dan Perang Uhud…. Dan aku telah menyimpannya untuk keperluan hari ini.” Dengan jubah itulah Sa’ad bin Abi Waqqash dikafani.

Sa’ad, yang dikaruniai umur panjang, terlibat dalam berbagai momen penting. Seperti pemilihan Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga dan terlibat dalam Perang Qadisiyah, pintu gerbang Persia, yang saat itu masih memeluk agama Majusi. Hampir seluruh hidupnya dijalani di medan perang, membela agama Allah dan Rasul-Nya. Ia ingin menghadap Tuhan dengan jubah yang sangat mengesankan dan memberinya kemuliaan itu.

Jasad orang ketiga yang masuk Islam dan kemudian dikenal sebagai ksatria berkuda yang pemberani itu dimakamkan di Baqi, Madinah, di samping para sahabat yang telah mendahuluinya.

Hikmah Kehidupan (Utsman bin Mazh’un)

Ia termasuk sahabat Rasulullah yang hijrah ke Abessinia. Ia rela menerima siksaan kaum Quraisy demi membela agama Allah

Ketegaran Utsman bin Mazh’un tercatat dalam perjalanan sejarah perkembangan Islam. Ia tercatat sebagai orang yang berani melawan penderitaan dengan tetap mempertahankan imannya.

Ustman bin Mazh’un adalah seorang sahabat Rasulullah yang hijrah ke Abessinia atau Habasyah yang kini dikenal dengan sebutan Ethiopia. Ia bersama 80 sahabat Rasulullah hijrah ke negara yang memeluk agama Kristen ini atas perintah Rasulullah. “Tempat itu diperintah oleh seorang raja dan tak ada orang yang dianiaya di situ. Itu bumi jujur sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua, “sabda Rasulullah. Raja Negus, penguasa Abessinia kala itu, menerima dengan baik kedatangan kaum muslimin. Bahkan dua utusan kaum Quraisy yang datang membujuk Raja Negus, Amr ibnul ‘Ash dan Abdullah ibnu Abdi Rabi’ah, gagal total meminta mereka kembali ke Mekah. Ja’far bin Abi Thalib berhasil menjelaskan dan meyakinkan Raja Negus tentang agama Islam dan sikapnya terhadap penganut Kristen dan Isa Almasih.

Namun, setelah beberapa saat tinggal di Abessinia, mereka lantas mendengar kabar gembira dengan masuknya sebagian pemimpin kaum Quraisy Mekah ke dalam agama Islam.

Kaum muslimin yang telah hijrah pada tahun kelima masa kenabian itu (sekitar tahun 615 Masehi) mulai tertarik untuk kembali ke Mekah. Mereka telah merindukan tanah kelahiran mereka yang telah lama mereka tinggalkan. Setelah mendapat izin Raja Negus mereka kembali ke Mekah melalui lautan.

Tapi belum lagi memasuki kota Mekah, mereka akhirnya tersadar bahwa mereka telah tertipu informasi kaum Quraisy yang menyesatkan. Berita itu sengaja diembuskan kaum Quraisy agar kaum muslimin mau kembali ke Mekah. Mereka takut kedudukan kaum muslimin semakin kuat dengan menjalin hubungan dengan Raja Negus.

Kaum Quraisy menyambut kaum muslimin yang tengah dimabuk rindu ke Tanah Suci Mekah itu bukan dengan sambutan hangat, tapi dengan senjata. Kaum muslimin benar-benar terjebak dan tak bisa berbuat apa-apa, karena posisi mereka yang sangat lemah. Mereka lantas menyerang kaum muslimin yang tak siap itu. Berbagai siksaan lantas diterima kaum muslim.

Tapi, nasib buruk itu ternyata justru tak menimpa Utsman bin Mazh’un. Sebab, pamannya, Walid bin Mughirah, tanpa sepengetahuan Utsman, telah memberikan jaminan keamanan. Karena itu tak satu pun orang Quraisy yang berani mengganggunya, hingga ia masuk kota Mekah. Perlindungan waktu itu merupakan tradisi masyarakat Arab. Siapa pun dan seberapa rendah kelas seseorang, jika masuk dalam perlindungan tokoh waktu itu, mereka akan aman. Tidak boleh mendapat gangguan sekecil apa pun.

Namun, saat itu ia tak bisa menyaksikan penderitaan dan penyiksaan yang diterima saudara-saudara sesama muslim yang berangkat bersamanya ke Abessinia. Melihat kejadian itu hatinya berontak. Ia tidak bisa merasakan ketenangan dengan mendapatkan keistimewaan sendiri. Ia lantas menghadap Walid bin Mughirah.

“Wahai Abu Abdi Syam (sebutan penghormatan bagi Walid bin Mughirah), sejak saat ini aku melepaskan perlindungan yang telah engkau berikan padaku. Karena aku tidak ingin mendapatkan perlindungan selain dari-Nya. Umumkanlah hal ini, seperti waktu engkau umumkan perlindungan atasku sebelumnya,” kata Utsman dengan suara lantang. Walid tak menyangka kemenakannya akan mengatakan itu.

Walid lantas melepas perlindungannya itu dan segera mengumumkan kepada warga Mekah. Kaum Quraisy lantas berdatangan ke arahnya dan mulai menyiksanya. Utsman menerimanya dengan lapang dada. Ia bangga karena ia kini menerima nasib sama dengan saudara-saudara seimannya. Ia nikmati siksaan demi siksaan itu bagaikan belaian.

Siksaan demi siksaan diterimanya persis di depan sang paman. “Ayolah, Utsman, kalau kamu menghendaki keselamatan, masuklah ke dalam perlindunganku kembali.”

Tapi, Utsman menolak tawaran itu. Dengan tenang ia berkata, “Mataku yang sehat ini memerlukan pukulan seperti yang telah dirasakan saudara-saudaraku seiman. Sebenarnya aku berada dalam perlindungan Allah, yang lebih kuat dari perlindungan yang bisa engkau berikan untukku.”

Setelah berbagai siksaan dan pukulan dia terima dengan tabah, ia mengikuti perintah Rasulullah untuk berangkat hijrah ke Medinah, bersama beberapa sahabat lainnya. Ia berangkat mendahului Rasulullah yang berhijrah bersama Abu Bakar.

Bersamaan dengan kemajuan Islam di kota ini, Utsman juga tercatat sebagai sahabat yang cukup menonjol. Ia laksana batu mulia yang tak bernilai harganya. Utsman adalah orang yang ahli ibadah dan seorang zahid, waktunya habis untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sepanjang siang dan malam ia habiskan waktu untuk shalat, membaca Al-Quran, dan puasa.

Pada suatu hari ia masuk ke dalam masjid dengan pakaian yang compang-camping, robek dan penuh dengan tambahan kulit unta. Peristiwa itu terjadi tepat di hadapan Rasulullah. Hati Rasulullah pilu tersayat menyaksikan hal itu.

Rasulullah lantas bersabda kepada para sahabatnya, “Apa pendapat kalian bila memiliki satu pasang pakaian untuk pagi dan sore diganti dengan pasang pakaian lainnya. Kemudian disiapkan di depan kalian seperangkat wadah makanan sebagai ganti perangkat lainnya.”

Maka seorang sahabat menjawabnya dengan senang hati. “Kami ingin hal itu terjadi hingga kita dapat hidup makmur dan bahagia.”

Rasulullah pun kembali bersabda, “Sebenarnyalah itu telah terjadi. Keadaan kalian saat ini, sudah lebih baik dari keadaan kalian sebelumnya.

Sabda Rasul itu juga didengar Utsman, dan semakin membuatnya tekun menjalani hidup bersahaja dan menghindari kesenangan hidup duniawi. Bahkan, ia juga hendak menghindari menggauli istrinya. Tapi, Rasulullah mendengarnya, dan bersabda, “Inna liahlika ‘alayka khaqqan.” (Sesungguhnya keluargamu itu memiliki hak atas dirimu).

Ketika ia hampir menemui ajalnya, kecintaan dan rasa sayang Rasulullah terlihat jelas kepadanya. Rasulullah membungkuk mencium keningnya. Air mata Rasulullah runtuh dan membasahi kedua pipi Utsman. Utsman wafat dengan tenang dan tercatat sebagai orang Muhajirin pertama yang meninggal di Medinah.

Bahkan, saat putri Rasulullah, Ruqayyah, yang juga istri Utsman bin Affan, menjelang wafat, Rasulullah bersabda, “Pergilah, dan susullah pendahulu pilihan kita, Utsman bin Mazh’un.”

Sabtu, 25 Desember 2010

sweet :)

Saya mendapat email bagus :

Cerita di bawah ini mengingatkan kita untuk semakin dan mencintai lebih dalam kepada Tuhan.

Diambil dari cerita nyata..




Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?"

"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, "Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."

"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"

"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku."

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini.
Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar.

Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa..
paling
tidak aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi.
Tolong Tuhan.

Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.
Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan....??? Tolong jangan marahi ibuku, ya..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.

Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu.
Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang."

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

"Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun.

Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan..Aku.."

"Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!"

Andy begitu terkejut,"Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya.."

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.

"Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!"

Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang - disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,"Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?"

Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,"Dia adalah sahabatku." Hanya itulah yang dikatakan.

Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan.

Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?"

"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." Ucap ibu Andy terisak.

"Apa katanya?"

Ayah Andy berkata,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

"Apa yang dikatakan?"

"Dia berkata kepada putraku.." Ujar sang Ayah. "Terima kasih buat kadonya.
Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku." Dan sang ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang.
Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,"Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa... kecuali dengan Tuhan."

GOOD STORY

Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu.Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya.Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.



Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya.Kekasihnya bertanya, 'Sekarang kamu bisa melihat dunia.Apakah kamu mau menikah denganku?' Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta.Dia menolak untuk menikah dengannya.

Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu,'Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya.'



Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah.Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingatterhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.



HIDUP ADALAH ANUGRAH





♥ Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar -Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.



♥ Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu -Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.



♥ Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu -Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.



♥ Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu -Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat harus menghadapnya.



♥ Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu -Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.



♥ Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai -Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.



♥ Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh -Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.



♥ Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu -Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.



♥ Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain -Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.



♥ Dan ketika beban hidup tampaknya akan ,,Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

Hidup adalah anugerah, jalanilah, dan lakukan yang terbaik!





"NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU..

INGATLAH SELALU KEPADA TUHAN, KARENA WAKTU TIDAK AKAN BERPUTAR KEMBALI!"

Yuk Kita Rubah Sikap Pecundang Kita Agar Menjadi Pemenang

MERUBAH PECUNDANG MENJADI PEMENANG

1. Bakat bisa memenangkan pertandingan, tapi kerjasama dan kepandaian yang memenangkan kejuaraan.
2. Rasa bersyukur membuat hidup terasa lengkap. Juga membuat kita merasa cukup, bahkan lebih. Rasa bersyukur membuat penolakan menjadi penerimaan, berantakan menjadi rapi, kebingunan menjadi kejelasan.
3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka, terkadang kita sering melihat pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat pintu lain yang sudah terbuka untuk kita.
4. Kesabaran dan kegigihan mempunyai efek magis yang menghilangkan kesulitandan melenyapkan hambatan.
5. Jika umat manusia menginginkan kesejahteraan materi dalam waktu yang sangat lama dan abadi. Mereka cukup berdamai dan membantu satu sama lain.
6. Tanpa tujuan yang jelas kita menjadi sering melakukan hal-hal yang tidak penting setiap harinya.
7. Berubahlah sebelum anda harus berubah… Keinginan untuk berubah adalah kekuatan.
8. Kemarin saya berani untuk bertarung. Sekarang saya berani untuk menang.

MAKA SIAPKAN DIRI KAMU UNTUK JADI PEMENANG

Jangan Berkata ‘Tidak’ Sebelum Mencoba

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?”

“Ha?,” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya?”.

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam.

“Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?”

“Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.
Renungan:

Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun. Jangan berkata “tidak” sebelum Anda pernah mencobanya.

Kata Bijak:


Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun. Yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi ukuran sejati di bawah mentari adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini untuk orang lain.

- Dengan sikap mental positif, tekad yang kuat, semangat dan komitmen yang tinggi untuk tetap berjuang, serta pantang menyerah barulah kita akan berhasil menapak di puncak kesuksesan

- Bayangkan hal-hal yang membahagiakan dalam hidup kita sedetail-detailnya, mulai dari rasa, warna, suara, aroma, hingga suasananya. Disana kita akan menemukan SEMANGAT dan rasa percaya diri kita akan kembali.

- Apapun yang kita lakukan semua harus dibarengi dengan Do’a. Karena hanya DIA penentu segalanya.

- Jiwa seorang pemenang dipenuhi oleh semua prasangka positif terhadap dirinya dan orang lain. Baik lawan dan kawan semua memenuhi baterai semangat dalam dirinya.[via kaskus]

#renungan Mengapa Seorang Manusia Harus Bersyukur?

Sebuah berkat kebahagiaan mungkin saja dikemas melalui keadaan yang kurang menguntungkan, atau bahkan bencana…

Adalah seorang pemuda yang sebentar lagi akan menyelesaikan kuliahnya. Ia berasal dari keluarga yang berada, tampan, memiliki kekasih yang cantik dan tak pernah kekurangan apapun. Suatu ketika, ia lewat di depan sebuah showroom mobil dan kagum terhadap mobil sport merah yang ia dambakan. Ia pun mengungkapkan kekagumannya terhadap mobil itu kepada ayahnya, dengan harapan ayahnya akan menghadiahkan mobil itu saat ia lulus.

Tibalah pada hari kelulusan. Dengan hati yang girang ia menunjukkan bukti prestasinya kepada ayah dan ibunya. Ia yakin, bahwa ayahnya pasti akan membelikan mobil sport kemarin sebagai hadiahnya. “Ya, ayah sudah tahu apa yang aku inginkan…” bisiknya dalam hati.

Sepulang dari acara kelulusan, sang ayah memanggilnya ke dalam sebuah ruangan. Kemudian menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas sederhana dan pita di atasnya. Sang anak terheran-heran, apa gerangan yang ada di dalam kotak tersebut. Pikirannya pun melayang dan berharap sebuah kunci mobil yang ada di dalamnya. Bergegas ia pun membuka, dan langsung kecewa.

Di dalamnya hanya ditemukan sebuah agenda usang milik sang ayah di mana banyak pengalaman hidup dituliskannya. Sang ayah tersenyum dan berharap anaknya bahagia. Namun sang anak marah dan memaki ayahnya dengan kasar. Sejak itu, sang anak pergi meninggalkan rumah dan melanjutkan hidupnya.

Bertahun-tahun sudah ia lewatkan di dalam hidup yang mewah dan bahagia. Sungguh beruntung sang anak karena kepandaiannya membuat hidupnya selalu berkecukupan. Tiba-tiba ia terkejut menerima sebuah kabar, bahwa ia diharuskan segera pulang untuk mengurus semua kematian ayahnya. Ya, ayahnya telah meninggal dunia.

Iapun berkemas dan bergegas menuju kediaman orang tuanya, yang telah ditinggalkan sejak hari kelulusan beberapa tahun silam. Tak ada yang berubah, semua tetap sama, bahkan ruangan tempat ia bertemu dengan ayahnya terakhir kali juga tak berubah sama sekali. Kemudian ia melangkahkan kaki perlahan menuju meja kerja sang ayah. Dilihatnya sebuah kotak kado yang ditolaknya mentah-mentah masih tersimpan rapi di atas meja. Ia lalu membuka kotak tersebut dan bermaksud membaca agenda ayahnya. Namun sebuah amplop jatuh dari dalam agenda. Sang anak memungut amplop tersebut yang ternyata isinya sebuah kunci mobil sport dengan bukti pembelian ‘LUNAS’ di dalamnya.

Sang anak menangis sejadinya, ia tak pernah menyangka bahwa di dalam agenda usang tersebut sang ayah menyelipkan kunci mobil yang didambakannya. Bahkan ia tak pernah membuka agenda tersebut.

Dan begitu pula kita…

Kita seringkali melewatkan berkah dari Tuhan karena kemasannya tak sesuai seperti yang kita inginkan. Kita berharap menjadi kaya namun menolak sebuah pekerjaan yang dianggap kasar dan menyulitkan, tanpa mencobanya terlebih dahulu. Kita kerap bertindak kasar pada seseorang berparas pas-pasan yang mengajak berkenalan, padahal di dalam hati berharap mendapat pasangan yang baik dan setia. Kita marah karena harta benda ludes terbawa bencana alam, dan menyalahkan Tuhan karena tak memberi perlindungan. Kita marah karena orang yang kita cinta meninggalkan kita…

Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki, karena kita tak pernah tahu ada apa di balik keadaan yang menimpa kita saat ini.

Oleh: Agatha Yunita

#renungan – Sumpah !! Anak Ini Patut Dicontoh

Ternyata memang kejam dunia ini, terlebih jika kita mau memekakan diri kepada realita yang ada.

Ya, realita. dimana terjadi strata dalam kehidupan di kota megapolitan seperti Jakarata.

Frangky, seorang bocah kelas 6 SD yang sudah merelakan masa kecilnya untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan.

Keadaan ekonomi yang menggerakkan dirinya untuk itu, berjualan gorengan di depan pusat perbelanjaan Pejaten Village.

Cerita ini berawal ketika saya selesai menonton film “Babies”.

Pada saat saya sedang menyalakan rokok di loby, ada yang menarik perhatian saya.

Seorang bocah, berseragam pramuka sedang asik menawarkan makanan kepada para pengunjung di sebrang loby.

Setelah beberapa saat saya memperhatikan, lalu dia menghampiri saya.

“misi kak, mau beli gorengan nggak?” dengan polos dan penuh senyum dia menawari saya

“yap, emang jualan apa? kita liat dulu yuk?” kami langsung menuju tempat dia berjualan

“ini kak, ada lontong sama gorengan. lontongnya satunya 1000, gorengannya 2000…” lalu dia gelisah.

“kak, bisa minta tolong? tunggui dagangan saya sebentar ya, saya mau pipis gak tahan dari tadi”

Lalu dia menaruh buku yang sedari tadi dia pegang, lantas dia bergegas menuju toilet di dalam mal.

Saya lalu terdiam dan meneruskan menghisap rokok yang memang masih menyala.

Terkejut saya, saat saya lihat buku yang tadi dipegang oleh Franky.

Buku cover berwarna merah itu bertulisakan “SOAL UJIAN AKHIR DAN TRY OUT SD 2010-2011″

ya Allah, saya salut dan saya langsung mengelus dada karena haru.

Dan ceritapun dimulai dari sini.

cukup lama Franky pergi, lalu dia kembali dan dengan nafas yang ngos-ngosan dia kembali melanjutkan penawarannya akan dagangannya.

“em maaf kak, jadi mau beli apa aja?” sambil segera membuka box dagangannya

“jadilah pastinya, lontongnya 3, gorengannya 3″

saya pun makan dan masih ditempat frangky berjualan.

Sambil saya makan, saya memperhatikan lincahnya Franky menjajakan dagangannya.

Sesekali dia duduk dan terlibat perbincangan dengan saya.

Cukup lama kami ngobrol, mulai dari hal dia jualan, sekolahnya, dan keluarganya.

Memang dasar anak kecil yang polos, dia dengan terbukanya bercerita tentang latar belakang dia.

Dia tidak menaruh curiga.

Sempat saya bertanya, “Frank, kamu jualan disuruh atau kemauan sendiri?”

Dengan polosnya dia menjawab “kemauan saya lah kak, saya mau bantu orang tua saya”

Ya Allah, kembali anak ini membuat saya malu dengan keadaan saya yang sangat berbeda dengan bocah ini

Dia baru duduk di kelas 6 SD, tapi sifatnya mulia sekali.

“terus sekolah kamu gimana, Frank?”

“ya, kan saya sekolah paginya kak. Sepulang sekolah, saya langsung deh pulang ngambil dagangan lalu saya kesini buat jualan”

“emang, kamu sering dangang disini? setiap hari?”

“iya kak, setiap hari. saya jualan disini dari saya masih kelas 5 SD”

“terus, hasil dagangan buat apa Frank?”

“ya yang pasti saya selalu kasih ke mama kak hasil semua dagangan, sama kadang ada orang yang beik kak, suka ngasih saya uang, atau kadang kembaliannya katanya buat saya, ya tetep saya kasih mama. biasanya selain saya tabung lebihnya buat keperluan saya, saya juga nabung buat nglunasin motor kak”

saya berhenti makan, lalu menoleh kepadanya

“motor? kamu mau beli motor Frank? hebat kamu”

“bukan kak, buat bapak. bapak kan ngojek, jadi kadang-kadang kalau saya ada lebih saya tabung buat nglunasin motor bapak”

Ya Allah, rasanya saya mau menangis mendengarnya.

Seorang anak kelas 6 SD, sudah bisa melakukan hal ini

Dalam hati saya berkata, “saya malu, dan saya salut Frank sama kamu”

Saya kembali untuk bertanya sama dia.

“Frank, kamu gak malu kalau misalnya ada teman kamu, atau guru kamu tau, kamu jualan gorengan disini?”

“ah, ngapain malu kak? saya malah bangga saya bisa jualan disin. saya jadi gak buang-buang waktu saya buat main kak. malah saya bisa cari uang dari yang saya lakuin disini”

saya sempat berpikir, apakah benar yang ada disamping saya ini seorang anak kelas 6 SD.

Dewasa sekali pemikirannya.

“Frank, kamu punya cita-cita? kalau punya kamu mau jadi apa?”

“Punya dong kak, itu penting kak, saya mau jadi pengusaha. pengusaha gorengan”

lau dia senyum dan terlihat bangga akan cita-citanya

“Temen saya pernah bilang sama saya, katanya kalau bapaknya jadi satpam nanti anaknya juga jadi satpam.

saya bilang aja itu salah kak”.

“Soalnya bapak pernah bilang, Frank nanti kalau kamu udah besar. kamu jangan kayak bapak ya, yang cuma jadi satpam terus jadi tukang ojek, capek Frank, kamu mesti jadi orang sukses”.

“Makanya kak, saya mau jadi orang sukses”

lalu Frangky minta izin kepada saya lagi untuk menjaga dagangannya, dia mau membelikan pulsa kepada bapaknya

“kak, nitip sebentar lagi ya? saya mau kirimin pulsa buat bapak dulu”

“iya frank, kakak tungguin”

selepas dia kembali dari membeli pulsa, dia kembali menjajakan dagangannya.

“permisi tante, ibu, mau beli gorengannya?”

lau ibu dan anaknya yang ditawari itu diam dan berbincang

“emh, kamu jualan apa dek?”

“ada gorengan, sama lontongnya kak”

“yaudah, saya beli ya 10000″

“oh iya tante, terimakasih” dengan senyumnya yang polos lalu Franky dengan cekatan melayani pembeli itu

lalu, ibu itu mengeluarkan duit dari dompetnya. Uang selembar dengan nominal Rp 50000

“nih duitnya, kembaliannya ambil aja”

saya ikut senang mendengarnya, dan melemparkan senyum ke arah Franky

lalu ibu itu berkata “dek, tolong ini kamu simpen nomer saya, mungkin nanti kalau kamu butuh bantuan, buat bayar sekolah atau bayar les, kamu bisa hubungi tante, kamu setiap hari disini kan?”

“oh, iya tante, terima kasih banyak”

lalu saya ikut membantu mengeja nomer hp ibu tadi, dan tiba-tiba franky mengeluarkan hp dari tasnya lalu menyimpan nomer ibu tadi di hpnya.

saya lau bertanya kepadanya, “itu hp kamu?”

masih dengan senyumnya yang polos lalu dia menjawab “iya kak, ini saya beli second. dari hasil jualan yang saya tabung. puji tuhan kak, bapak pernah bilang. kalau saya mau sesuatu saya harus bisa nabung dan mewujudkannya sendiri dulu kak, kalau belum bisa bantu sama doa, akhirnya dapet deh ini hp”

saya tersentak, dan lemas mendengar pengakuannya

seperginya ibu tadi Franky bertanya kepada saya

“kak, ibu tadi baik ya? semoga beliau diberi rezeki yang banyak ya kak”.

saya hanya bisa tersenyum dan berkata “amin, Frank ini ada pelajaran buat kita. dimana kita punya niat baik, pasti tuhan akan membalas dan melipat gandakan niat baik tersebut”

lalu kami melanjutkan obrolan kami

….

saya lihat jam, dan ternyata hampir jam 21.00

saya harus pulang, dan di penghujung pertemuan yang sangat berharga itu kami bertukar nomer hp.

akhir kata “frank, kamu hati-hati yah. seneng kakak bisa ketemu kamu, lain waktu kita ngobrol lagi ya? nanti kalau kamu butuh bantuan, kamu sms atau telpon kakak aja, mudah-mudahan kakak bisa bantu. oh iya, kita temenan ya sekarang? oke?”

“iya kak, makasih ya kak. Franky setiap hari disini kok”

dan kami pun tos, menandakan perpisahan kami di waktu yang singkat ini.

saya berharap bisa bertemu dengannya lagi.

Coba deh baca yang tentang pengemis yang sanggup beli mobil dan rumah, lebih baik mana sih pengemis dengan franky yang mencari uang dengan cara berjualan ? . ditengah kesulitan ekonomi seperti ini. sungguh lebih mulia orang yang mengais rezeki dengan berjualan daripada harus meminta dan mengemis.

#Renungan Kisah Ibu dan 7 Anaknya



#Renungan Kisah Ibu dan 7 Anaknya

December 24, 2010 · by dimazm · 0 Comment

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”,jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu??Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya??????…

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

Note :

Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

Hadiah untuk Ibu-ku: Kisah yang Terinspirasi dari Pendiri Bakrie

“Aku melihat kain salung ibuku yang sudah ditambal dimana-mana dikenakan saat tahun baru dan merasa sedih ketika ia memakainya karena itulah satu-satunya pakaian terbaik yang ia miliki sejak menikah dengan ayah. Aku pun bertekad memberikanya kain salung, ketika aku berhasil memberikannya salung kain baru, ia menitihkan air mata dan itu membuatku terharu.”

1293181342879103021

achmad bakrie

Tahun 1916. Desaku kaliandra, lampung penuh dengan sawah yang subur. Setiap hari ketika matahari belum terbit ayahku sudah pagi-pagi pergi bertani, aku selalu menyertainya hingga dapat melihat matahari terbit nan indah setiap pagi bersama kakakku. Aku selalu ingat kalimat yang diucapkan oleh ayahku,

” untuk menjadi orang besar kelak aku harus sekolah dan mengenyam pendidikan tinggi ”.

Tapi kami hanya dari keluarga petani miskin dan untuk mencapai impian itu orang tuaku harus mengencangkan perutnya setiap harinya dari rasa lapar. Orang tuaku tidak pernah mengeluh walau hanya makan nasi dengan sedikit garam atau sedang mujur bersama ikan asin. Mereka rela berkorban hanya untuk memiliki satu tujuan kelak agar aku dan kakakku menjadi orang besar dan merubah nasib kami yang seorang petani miskin.

Tidak akan pernah kulupakan masa-masa kecilku yang begitu terasa indah saat aku bangun pagi. biasanya aku bangun pukul 5 subuh untuk ikut ayahku ke sawah setelah sampai aku langsung membajak sawah dengan kerbau yang besar dan kuat. Setelah matahari mulai terlihat, aku berpamitan kepada ayahku untuk menempuh jarak sekiranya 5 km untuk mencapai sekolahku di Holandsch Inlandsche school dengan hanya beralaskan kaki penuh lumpur. Teman-temanku banyak yang hidupnya lebih baik dariku, walau demikian aku bersyukur setidaknya aku masih bisa sekolah walau hanya dengan pakaian kusam dan bau keringat yang setiap datang selalu membasahi tubuhku yang hitam mungil sehingga banyak yang melihatku dengan sekilas mata.

Hal yang kusukai ketika bersekolah adalah belajar menulis, menghitung dan membaca sejarah. Pada masa itu, Sumatra masih dipimpin oleh ratu Belanda, kami mengalami masa-masa sulit ketika sistem tanam paksa berlaku di setiap tanah jajahan. Setiap pulang sekolah sambil mengingat-ingat apa yang kupelajari, aku langsung kembali ke sawah untuk membantu ayahku, terkadang aku tertidur diatas kerbau dan kalau sudah begitu ayahku akan membangunkanku untuk tidur di rumah sawah yang hangat sambil menunggu ibuku membawa makan.

Walau kami hidup dalam kesulitan, kami sangat bahagia atas apa yang kami miliki dan bersyukur diberikan kesehatan yang maha baik oleh Tuhan. Itulah ajaran ibuku yang selalu kutanam dalam-dalam tentang bagaimana mensyukuri kehidupan dalam kondisi apapun. Keluargaku bukanlah keluarga pedagang, dan tidak memiliki darah mahir berdagang, tapi aku pernah mempelajari bagaimana berhitung mencari keuntungan di sekolahku dan bermimpi kelak bisa mewujubkan impianku memiliki sedikit uang agar bisa memberi baju baru serta sepatu untuk sekolah.

Semua itu mulai terwujub ketika usiaku 7 tahun dan pulang dari sekolah, tiba-tiba hujan datang dan aku melihat seorang ibu sedang menjajahkan kue di depan warungnya yang kecil. Aku berteduh di warungnya dengan meminta izin, lalu melihat kue yang ia jajahkan rasanya perutku langsung berbunyi. Tidak mungkin bagiku untuk membeli kue itu karena sepeser sen pun aku tidak punya. Ibu yang baik itu melihat aku begitu kelaparan lalu menawarkan aku rotinya;

“ Kamu lapar nak?” tanyanya dan aku menganggukan kepala.

“ Siapa namamu?”

“ Namaku Achmad.. Achmad Bakrie..”

“ Pilihlah satu kue yang kamu suka dan habiskanlah”

“ Tapi aku tidak punya uang untuk membayar kue ibu..”

“ Kamu tidak perlu membayarnya, itu ibu berikan Cuma- Cuma. Ayo ambil.. jangan malu-malu” paksanya dan aku tidak akan lagi malu-malu.

Ketika hujan telah usai, aku bermaksud untuk berpamitan dari ibu yang baik itu dan beliau juga sedang membereskan dagangannya karena hendak pulang, dengan wajah penuh kesedihan ia berkata padaku.

“ Hari ini dagangan ibu tidak begitu laku, semoga besok cuaca cukup bersahabat dan banyak orang yang akan membeli kue ibu.”

Karena ibu itu begitu baik, aku langsung menawarkan kepada ibu itu.

“ Ibu, di desaku pasti akan banyak yang suka kue ibu, bagaimana kalau aku menjualnya di sana?”

Ibu itu tersenyum.

” Baiklah aku akan sangat senang bila kamu bisa menjualnya, kuberikan 10 kue ini, jualah dengan harga 3 sen, aku akan membagimu 1 sen setiap kue itu terjual ”

Aku tidak pernah berdagang sebelumnya tapi aku percaya, bahwa bila aku mau mencobanya tidak akan ada salahnya, toh ibu itu tidak akan marah bila dagangannya tidak habis. Kami sepakat untuk bertemu besok dan aku akan membayarkan hasil jualanku. Aku terharu karena ibu itu percaya padaku yang masih berusia 7 tahun. Dengan semangat aku menjajahkan kue-kue itu di setiap rumah-rumah di desaku, aku begitu bahagia ketika satu kue ku terjual hingga terpeleset ke lumpur, beruntung hanya satu kue yang tercebur. aku melanjutkan daganganku dan sungguh sulit dipercaya hari itu aku bisa menjual 9 dari 10 kue itu.

Aku pulang dengan penuh senyum yang disambut ibuku dengan berpikir aku sakit demam panas karena kehujangan. Lalu kuceritakan semua kejadian hari ini pada orang tuaku, mereka hanya bisa tersenyum manyut melihat sekiranya aku memiliki 9 sen dari hasil penjualanku hari ini. Saat itu aku jadi berpikirdan merenung sepanjang malam untuk meminta izin kepada ayahku agar tidak bertani dan membiarkanku berjualan saja. Ayah setuju dan tugasku akan digantikan oleh kakakku. Keesokan harinya, aku mendatangi ibu yang baik hati itu sambil menyerahkan kue yang sudah kujual dan tersisa satu.

Ia terkejut dan merasa kaget, awalnya ia hanya berpikir kue itu hendak ia berikan kepadaku sebagai oleh-oleh tangan karena toh akan basi bila ia simpang di rumah, ternyata aku malah menjualnya. Aku ceritakan kepadanya tentang sisa 1 yang tak bisa kujual karena terjatuh di tanah berlumpur. Ia tersenyum dan menghargaiku kejujuran yang kumiliki. ketika aku menawarkan diri untuk membantunya berdagang dengan sistem bagi hasil, Ia sepakat. Tanpa tending aling-aling ia langsung memberikan aku sebuah tampah dan kue miliknya sebagai modal pertamaku. sejak saat itu jadilah aku seorang pedagang kue cilik di sekitar desaku dengan panggilan bocah penjual kue.

Aku berdagang setiap pulang sekolah dengan berjalan kaki sambil membaca buku dibawah terik matahari panas. lalu aku mengetuk satu persatu rumah di desa terdekat sambil menjual kue. Ada yang membeli dan ada pula yang hanya melihat-lihat. Penjualanku tidak pasti, kalau sedang baik aku bisa menjual habis dalam waktu beberapa jam. Tapi kadang ketika sedang buruk, hingga sorepun aku hanya menjual setengahnya. Aku tidak menyerah, kulangkahkan kakiku ke desa-desa pelosok untuk menjual kue ini hingga terkadang pulang larut malam.

Ibuku cukup cemas bila melihatku pulang malam, tapi ia bersyukur bila aku pulang dengan keadaan baik-baik saja, biasanya sebelum tidur malam, aku membaca-baca kembali pelajaran yang kudapat hari ini sebagai tanggung jawab pengorbanan orangtuaku agar aku bisa sekolah. Dari hasil menjual kue itu, akhirnya aku mampu menabung dan membantu keluargaku. Pernah suatu ketika, ketika setiap tahun baru tiba, ibu akan memakai salung batik terbaiknya, ia tidak mampu membeli yang baru sehingga usia kain batik yang ia pakai saat menikah dengan ayahku itu, terus ia simpan hingga menua dan robek dimana-mana, ia harus menambalkan benang agar tertutupi. aku tau, ibu bukan tidak ingin membeli pakain terbaik untuknya, tapi ia menahan dirinya untuk kehidupan anak-anaknya agar dapat makan dan bersekolah, sehingga ia rela menerima keadaan pakaian yang selalu ia syukuri sebagai hadiah pernikahan terindahnya. Aku merasa sedih karenanya, dan bertekad untuk memberikan kain salung baru untuk ibu bila aku memiliki uang.

Aku menabung sedikit demi sedikit jeripayahku berdagang kue untuk memberikan salung batik untuk ibuku di hari ulangtahunnya yang akan datang beberapa saat lagi, saat uangku terkumpul, aku memberi kain salung itu dari nona china di kota berjalan tanpa lelah hingga pulang kemudian membangunkan ibuku yang sedang tertidur dengan sebuah hadiah kecilku. Ibu menitihkan air mata menerima kado kecilku dan aku terharu bisa memberikan hadiah itu sambil mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Kami berpelukan dan mengucap syukur atas apa yang diberikan Tuhan walau masa sulit kemiskinan masih bergelut bersama kami.

ibu mengatakan padaku sambil berbisik sebelum kami tidur.

” Setiap apa yang kamu dapatkan dan kamu tabung, jadikanlah itu berarti bagi orang lain setidaknya bagi orang-orang yang mencintai kamu “

aku mengingat kalimat itu dalam-dalam di hatiku dan berharap kelak bisa melakukan apa yang ibu inginkan.

***

Ternyata dari berdagang kue, banyak orang yang mulai mengenalku dan itu adalah sebuah harapan di masa depanku. Aku mulai berpikir untuk mencoba menjual makanan lain selain kue yang kupunya dan terlintas olehku untuk membantu menjual sayur mayur kepada ibu-ibu di kampung yang akan memasak di pagi hari, karena kebanyakan pembeliku adalah ibu-ibu rumah tangga. Kebetulan ketika aku duduk di kelas 4 saat itu, sekolahku menjadi masuk pukul 10 pagi, dan sekali lagi aku meminta izin kepada ayahku untuk tidak ikut membantu dia pagi-pagi di sawah dan ingin menjual kue sekaligus sayur mayur.

Ayah tidak menolak keinginanku asal aku harus bisa membagi waktuku dengan sekolah, gayung bersambut, aku pun mulai mencari tau bagaimana mencari sayur mayur segar. Ternyata aku harus bangun pukul 4 subuh dan menuju pasar sayur dekat desa terdekat. Kebetulan aku pernah menjual kue padanya dan ia percaya padaku. Hingga akhirnya aku pun resmi menjadi padagang sayur keliling ke rumah-rumah dengan kue bersertanya. Dengan sebuah tongkat yang kujinjing di punggung, lalu di kedua ujungnya kuikatkan tampan, aku berkeliling ke desa-desa sambil berteriak

“ Sayur segar, kue masih segar dan hangat.. ayo dibeli..” teriaku setiap pagi.

***

Dari berdagang kue dan sayur yang kujalani hingga akhirnya aku lulus sekolah dasar. lalu aku ingin memutuskan menjadi pedagang sungguhan, tapi sayangnya karena kekurangan modal maka aku memutuskan untuk berkerja di sebuah perusahaan belanda menjadi perantara lada dan kopi dekat TelukBetung sembari menabung setiap sen gajiku. Aku berkerja di sana hingga keluar saat usiaku 20 tahun, setelah memiliki cukup modal untuk menjadi pedagang perantara kopi, karet dan lada di desaku Kaliandra. Semua yang aku lakukan untuk menjadi seorang pedagang ternyata tidak berjalan dengan baik, keadaan ekonomi yang buruk membuatku mengalami kegagalan dalam berusaha hingga akhirnya memutuskan untuk melihat kota Batavia yang sedang maju pesat saat itu sebagai kota perdagangan.

Dengan penuh kesedihan dan air mata, aku meninggalkan keluargaku. Di Batavia berkat bantuan seorang teman, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan sebagai “Training Salesman” setelah perusahaan itu melihat pontesiku dalam berdagang lewat sejarah hidupku. Aku memegang pelatihan untuk area lampung, Bengkulu, Palembang dan jambi. Disinilah kondisiku keuanganku membaik dan aku mulai menabung sedikit demi sedikit untuk masa depanku. Berkerja di Jakarta membuatku rindu dengan keluarga, Tuhan mendengarkan jawabku ketika akhirnya sebuah pekerjaan ditawarkan kepadaku untuk menjadi salesman di sebuah apotek besar di sumatra yang tak jauh dari desaku.

Dari berdagang keliling obat itulah akhirnya aku belajar bagaimana menjadi seorang pedagang yang cerdik dan pandai melihat keadaan. Di radio dan mulut ke mulut terdengar kalau Jepang telah mengusai Singapura dan sesaat lagi akan mengambil daerah Sumatra, sehingga Belanda akan menyerah. Pada saat itu aku mengerti benar kalau jepang tidak akan suka produk obat-obatan eropa ada di tanah jajahanya, instingku benar, ketika jepang masuk ke Sumatra, Belanda hengkang. Banyak orang-orang eropa yang pindah keluar negeri dan secara otomatis banyak obat-obatan yang berhenti berproduksi.

Aku membeli semua produk obat-obatan eropa dengan harga murah dari pedagang yang tak ingin menjadi sasaran Jepang dan menimbunya dirumahku. Karena kebutuhan akan obat-obat Eropa begitu tinggi saat itu dari masyarakat, aku mendapatkan keuntungan berlipat ganda ketika menjualnya. Dari situlah aku mendapaktan laba yang banyak hingga akhirnya dari keuntungan itu kuputuskan untuk mencoba mengenang masa kecilku dengan menjadi pedagang perantara karet, lada dan kopi yang tetap menjadi komoditi penting di daerahku.

Tahun 1942, bersamaku kakakku, aku mendirikan perusahaan Bakrie & Brother General Mechant and Commission Agent untuk daerah teluk betung, Lampung. Sayang perusahaan itu harus berganti nama karena Jepang tidak suka berbau barat, sambil memikirkan kedepannya aku terus berjuang terhadap perusahaanku. Walau memiliki perusahaan, aku harus tetap bangung jam 1 pagi untuk memastikan hasil daganganku sampai ke kota yang memesannya di kereta api. Setelah itu aku baru bisa tenang menatap pagi hari. Setelah Jepang kalah dalam perang dunia ke dua, Aku memutuskan untuk pindah kembali ke Batavia yang telah berubah menjadi Jakarta setelah menutup perusahaan di lampung.

Disinilah aku berharap kelak impianku menjadi lebih baik dan sukses dimulai. Aku mengganti perusahaanku menjadi Jasumi Shokai untuk mempermudah izin oleh pemerintah jepang. Setelah Jepang meninggalkan Indonesia aku mendapatkan kesempatan untuk memberi perusahaan lain yang akan bangkrut bernama CV Kawat. Dan saat itulah impianku untuk menjadi orang sukses berjalan dengan perlahan-lahan hingga 14 tahun lamanya akhirnya Tuhan memberikan karunia yang tinggi kepadaku untuk menjadi pedagang yang tidak hanya menjelajahi tanah air tapi hingga ke Negara lain.

Aku menikah dengan seorang perempuan yang kucintai bernama Roosniah dan melahirkan 3 putra dan 1 putri. Kelahiran anak-anakku membuatku mendapatkan bintang keberutungan dan memiliki segalanya dalam hidup, walau terkadang aku masih mengingat masa-masa sulit kecilku. Tapi aku percaya bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini dengan sebuah ketekunan dan bersikap baik serta jujur.

satu hal yang akan kutanamkan kepada anak-anakku seperti yang ibu tanamkan padaku tetaplah kalimat yang sama selalu kukenang

“ Setiap apa yang kamu dapatkan dan kamu tabung, jadikanlah itu berarti bagi orang lain setidaknya bagi orang-orang yang mencintai kamu “

In memorial Achmad Bakrie 1916-1988, pendiri perusahaan Bakrie.

Tulisan ini hanya terinspirasi dari berbagai sumber bacaan dan diadaptasi lewat bahasa novel oleh Agnes Davonar yang begitu salut akan perjuangan kehidupan sang tokoh.

SAHABAT

Di saat kita nikmati kebersamaan...

Banyak hal terlewatkan begitu saja...

Keceriaan, gelak-tawa serta canda ria...

Semuanya mengalir begitu saja...

Waktu yang tersedia, seolah tak mampu untuk menampungnya..

Begitu cepat berlalu...

Berlari seolah tak mau berhenti...



Kenangan-kenangan itu tak terasa...

Pergi meninggalkan semua kegembiraan..

Keceriaan, gelak tawa serta canda ria...

Satu persatu kenangan itu hilang sekejap mata...

Ada sederet senyum saat terlintas memory yang dulu kala....

Kenapa kegembiraan itu harus pergi ???..

Tidak searah dengan langkah kaki ??



Kapan ini semua bisa terulang kembali ???

Akankah kita tidak akan pernah bertemu lag ???



Sahabat…

Semua yang pernah kita jalani...

Hari demi hari, waktu demi waktu..

Tatkala kita lalui semuanya bersama...

Banyak hal yang pernah terjadi, karena itulah liturgi hidup yang kita miliki..



Kadang benci, kesal dan kecewa..

Juga senang, hormat dan sayang..

Sungguh luar biasa apa yang telah kita lalui bersama..

Inikah pemberian tak ternilai dari Sang Kuasa ??

Yang sering kali tak pernah kita syukuri adanya ???

Mujizat Nyanyian Seorang Kakak

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!

Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.

Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.

Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta

Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.

Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …” Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”.

Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.



Note:

Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain …

Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …

Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan …

My Heart Will Go On

Everynight in my dreams

(tiap malam dalam mimpiku)

I see you, I feel you

(ku terlihat mu, ku dapat merasakannya)

That is how I know you go on

(begitulah ku kenali cara kau meneruskan)



Far across the distance

(jauh di seberang jarak yang memisahkan)

And spaces between us

(dan ruang di antara kita)

You have come to show you go on

(kau datang menunjukkan cara kau meneruskan)



Near, far, wherever you are

(jauh, dekat, di mana saja kau berada)

I believe that the heart does go on

(aku percaya hati itu kan terus menyala)



Once more, you open the door

(sekali lagi kau memberi ku ruang)

And you're here in my heart

(dan kau di sini, di dalam hatiku)

And my heart will go on and on

(dan hatiku terus menyala dan menyala)



Love can touch us one time

(cinta bisa menyentuh kita sekali)

And last for a lifetime

(dan takkan berakhir selagi ada hayat)

And never let go till we're one

(dan tak mungkin berpisah hingga kita menjadi satu)



Love was when I loved you

(bercinta pabila aku telah menyintai mu)

One true time I hold to

(di suatu masa ku berpegang padanya)

In my life we'll always go on

(dalam hidupku kita kan sentiasa meneruskan)



near, far, wherever you are

(jauh, dekat, di mana saja kau berada)

I believe that the heart does go on

(aku percaya hati itu kan terus menyala)



Once more, you open the door

(sekali lagi kau memberi ku ruang)

And you're here in my heart

(dan kau di sini, di dalam hatiku)

And my heart will go on and on

(dan hati ku terus menyala dan menyala)



[... There is some love

(namun terdapat cinta)

That will not go away

(yang tak mungkin meninggalkan kita) ...]



You're here, there's nothing I fear

(selagi kau di sini, ku tak merasa gentar)

And I know that my heart will go on

(dan aku tahu hati ku akan terus menyala)

We'll stay forever this way

(kita akan terus begini selamanya)

You are safe in my heart

(kau akan sentiasa di hatiku)

And my heart will go on and on

(dan hatiku akan dapat meneruskan)

Sosok Seorang Ayah

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya. Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?



Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng.

Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu… Kemudian Mama bilang : “Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya” , Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu? Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang” Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :”Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.. Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama…. Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia….. :’)

Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.. Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir… Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut…Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. . Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?” Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa”

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti… Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain…Papa harus melepasmu di bandara. Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu? Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati… Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa. Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.



Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : “Tidak…. Tidak bisa!” Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana. Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya. Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..Karena Papa tahu…..Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti…

Dan akhirnya….Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia…. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis? Papa menangis karena papa sangat Bahagia!

Kemudian Papa berdoa….Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….Bahagiakanlah ia bersama suaminya….”

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Papa telah menyelesaikan tugasnya….

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita…Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu…

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal apapun.:’)



Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah hingga tugasnya selesai….

Jika kamu mengalaminya, Kamu adalah salah satu orang yang beruntung…

If Someone Love You

Seseorang yang mencintai kamu,

tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu

Dia hanya tau, di mata dia, kamulah satu satunya.



Seseorang yang mencintai kamu,

sebenarnya selalu membuatmu

marah / gila / jengkel / stress

Tapi ia tidak pernah tau hal bodoh apa yang sudah ia lakukan,

Karma semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.



Seseorang yang mencintai kamu,

jarang memujimu, tetapi di dalam hatinya kamu adalah

yang terbaik, hanya ia yang tau.



Seseorang yang mencintai kamu,

akan marah – marah atau mengeluh jika kamu

tidak membalas pesannya atau telponnya,

karna ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu.



Seseorang yang mencintai kamu,

hanya menjatuhkan air matanya di hadapanmu.

Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya,

kamu telah menyentuh hatinya, dimana hatinya selalu

berdegup / berdenyut / bergetar untuk kamu.



Seseorang yang mencintai kamu,

akan mengingat setiap kata yang kamu ucapkan

Bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu

menggunakan kata – kata itu tepat waktunya.



Seseorang yang mencintai kamu,

Tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah,

karna ia tidak mau mengingkari janjinya.

Ia ingin kamu untuk mempercayainya n

ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia n

aman selama – lamanya.



Seseorang yang mencintai kamu,

selalu memberitahumu untuk tidak berpikir lebih banyak.

Karna ia sudah merencanakan semuanya untuk mu,

ia ingin memberikan kehidupan yang terbaik di masa mendatang.

Ia ingin memberikanmu suatu kejutan,

percayalah dia dapat melakukannya.



Seseorang yang mencintai kamu,

mungkin tidak bisa mengingat kejadian / kesempatan

istimewa seperti perayaan hari ulang tahunnya,

tapi ia tau bahwa setiap detik yang ia lalui

ia mencintai kamu, tidak peduli hari apakah hari ini.



Seseorang yang mencintai kamu,

tidak mau berkata aku mencintaimu dengan mudah,

karna segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah untuk

menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu,

tetapi ia akan mengatakan kata

I Love You pada situasi yang special,

karna ia tidak mau kamu salah mengerti,

dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai diri mu.



Seseorang yang benar – benar mencintai kamu,

akan merasa bahwa sesuatu yang harus di katakan

hanya sekali saja,

karna ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya.

Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa

bahwa tidak ada yang akan membuatnya bahagia / tersenyum

Sajak PERSAHABATAN ~ Kahlil Gibran

Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.



Dan dia menjawab:

Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.

Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.

Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.



Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.

Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;

Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.



Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.

Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.



Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.

Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.

Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!

Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.

Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..

Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

~ Khalil Gibran

Kamis, 23 Desember 2010

Di Dunia Ini, Hanya Ibu Seorang Yang Baik

Shi Sang Chi You Mama Hau

Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut. Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah yang membuat sang pria jatuh hati.

Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.

Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang anak sangat tunduk pada orang tuanya).

Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut mereka akan sangat merugikan masa depannya.

Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria. Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria. Mereka kemudian memohon pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya. Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar, perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota, reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi. Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut secara perlahan2.

Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat sulit?.

Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. “Walaupun ia kelak bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua”, kata sang ibu.

Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah. Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.

Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu, sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

………………………………………….

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan ini sambil menggendong anak di punggungnya. Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya?

Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan belum terbayar.

Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya, untuk bayar di akhir bulan saat gajian.

Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat mulutnya dengan sepotong kain. Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..

Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri. Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang sedang dilakukan oleh sang ibu???.

………………………………………..

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya. Di hari minggu, mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau” (terjemahannya “Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik”).

Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari. Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.

Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini. Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain yang perlu dibiayai.

Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia akan membelinya bulan depan. “Apakah kamu punya uang?” tanya sang pemilik toko. “Tidak sekarang, nanti saya akan punya”, kata sang anak dengan serius.

Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb. Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2. Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya “Dari mana kamu mendapatkan uang itu? Bukan mencuri kan ?”. “Saya tidak mencuri, kakek. Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku. O ya, jangan beritahu ibuku tentang hal ini. Ia akan marah” kata sang anak. Sang pemilik toko tampak kagum pada anak tsb.

Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam tangan ini memang adalah impiannya. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.

“Apakah kamu mencuri, Nak?” Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut. Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya telah mencuri. “Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?” kata sang ibu.

Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis, sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus melakukannya, demi kebaikan anaknya.

Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. “Ia sebenarnya anak yang baik”, kata salah satu tetangganya. Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu tetangganya yang merupakan familinya.

Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan. Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya.

“Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu dari ibunya”. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu. Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.

Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb, begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya, keduanya menangis dengan tersedu-sedu?.”Maafkan saya, Nak.” “Tidak Bu, saya yang bersalah”???..

…………………………………………

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini, karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.

Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota , dalam sebuah kesempatan, mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan baik tanpa bantuanmu.

Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

……………………………………………………….

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.

Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.

Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah, karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.

Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling kota , bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan lagu “Shi Sang Chi You Mama Hau”, lagu kesayangan mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut dalam kegembiraan bersama sang anak.

Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu. “Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak” kata ibu. “Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang
untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja lagi, Bu”, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang ayah keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2 ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama ibunya, sang anak menolak. “Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu”, teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis, sang ibu berkata “Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini. Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.” “Tidak, aku tidak mau mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya? Ibu sekarang tidak mau saya lagi”, sang anak mulai menangis.

Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 “Kalau ibu sayang padaku, bawalah saya pergi, Bu”. Sampai pada akhirnya, ibunya memaksa dengan mengatakan “Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah disini”, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.

Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.

Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri itu dibatalkan, demi anaknya juga??..

………………………………………………………….

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani perawatan medis secara rutin setiap bulan.

Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya. Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya, yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia akan memberikan semuanya untuk ibu.

Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya. Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong. Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di depan rumah tsb, menangis “Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi.”

Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar. Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.

Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya mungkin pulang ke rumah. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun, setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya dalam surat itu.

Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia memohon agar bisa menemukan anaknya.

Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih. Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik. Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon agar bisa bertemu dengan dirinya.

Benar saja, ternyata sang anak berada di sana. Tetapi ia pingsan, demamnya tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan berguling2 jatuh ke bawah????..

………………………………………………………..

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah. Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi hasilnya nihil.

Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak berkomat-kamit.

Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah “Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?”

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera menyanyikan lagu “Shi Sang Ci You Mama Hau” dengan suara perlahan, tak disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua itu dan berteriak dengan haru “Ibu? Ini saya ibu”.

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya, “Apakah kamu ??..(nama anak itu)?” “Benar bu, saya adalah anak ibu?”. Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi bumi???.

Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya, tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai orang gila?.

………………………………………………………

Dalam kondisi kritis, Ibu kita akan melakukan apa saja demi kita. Ibu bahkan rela mengorbankan nyawanya?..

Simaklah penggalan doa keputusasaan berikut ini, di saat Ibu masih muda, ataupun disaat Ibu sudah tua :

1. Anakku masih kecil, masa depannya masih panjang. Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.
2. Aku sudah tua, Oh Tuhan, ambillah aku sebagai gantinya.

Diantara orang2 disekeliling Anda, yang Anda kenal, Saudara/I kandung Anda, diantara lebih dari 6 Milyar manusia, siapakah yang rela mengorbankan nyawanya untuk Anda, kapan pun, dimana pun, dengan cara apapun ?

Tidak diragukan lagi
“Ibu kita adalah Orang Yang Paling Mulia di dunia ini”